Jumat, 22 Juni 2012

Budidaya Ikan Gurami

0 komentar
Pembudidayaan ikan Gurami merupakan sebuah kebutuhan yang harus diberdayakan mengingat kebutuhan konsumsi ikan air tawar jenis Gurami ini cukup tinggi. Oleh karena itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan UPTD Pengembangan Perikanan Kabupaten Sleman telah memberikan pedoman teknik budidaya Gurami sang legenda ini.
Memilih induk  Yang Baik
Sebelum melangkah kepada teknik budidaya ikan gurami sebaiknya terlebih dahulu kita mengenal perbedaan antara ikan gurami jantan dan ikan gurami betina.
Ikan Gurami jantan memiliki ciri-ciri :
  1. Dahi terdapat tonjolan
  2. Dasar sirip dada terang
  3. Tutup insang berwarna kekuning-kuningan
  4. Sirip ekor rata
Ikan Gurami betina memiliki ciri-ciri :
  1. Dahi tidak terdapat tonjolan
  2. Dasar sirip dada gelap
  3. Tutup insang berwarna putih kecoklatan
  4. Sirip ekor melengkung
Kriteria induk yang siap dipijahkan:
Induk Jantan : sebaiknya yang telah berumur 2 – 2,5 tahun dengan berat 1 – 1,5 kg
Induk Betina : sebaiknya yang telah berumur 2,5 – 3 tahun dengan berat 1,5 – 2 kg.
Induk yang baik adalah yang berwarna bersih dan cerah.
Tempat dan Cara Pembenihan
  • Kolam yang digunakan untuk proses pemijahan bisa kolam permanen (semen) dapat juga kolam tanah.
  • Kedalaman kolam minimal 1 m, kondisi air jernih dan tenang. Ph 7-8 dan untuk kolam tanah sebaiknya tidak berlumpur.
  • Perbandingan induk pada kolam pemijahan jantan : betina adalah 1 : 3. Satu induk jantan membutuhkan areal 20 – 30 m2. Sebagai gambaran untuk kolam 6m x 10m, diperlukan 3 ekor jantan dan 9 ekor betina.
  • Sebelum digunakan sebaiknya kolam dikeringkan dahulu, dibersihkan dari hama dengan cara pengapuran serta diperbaiki jangan sampai ada yang bocor. Persiapkan juga perlengkapan untuk membuat sarang bagi induk gurami seperti sosog/ keranjang plastik dan ijuk. Ijuk berfungsi untuk membuat sarang, sedangkan sosog atau keranjang plastik berfungsi untuk tempat meletakkan ijuk sebagai sarang. 
Nah, setelah persiapan selesai, induk gurami dapat dilepas ke kolam pemijahan. Setelah 1-2 minggu induk gurami mulai bertelur di dalam sarang yang dibuatnya sendiri.
Wadah penetasan bisa berupa ember, corong atau akuarium. Pakailah alat yang mudah dipindah dan tidak mengandung bahan kimia.
Telur yang baik ditandai dengan warna yang jernih, apabila ada yang keruh segera buang agar tidak mengotori air media. Telur akan menetas kurang lebih selama 36 – 48 jam. Suhu yang baik untuk penetasan adalah 29 – 30 0C. Jangan lupa ganti air setiap hari sebanyak 30%.
Benih gurami akan habis kuning telur pada hari ke 12 (dari menetas). Pada saat itu benih gurami harus mulai disuplai makanan dari luar. Oleh karena itu pada hari ke 12 ini benih gurami dipindah ke kolam pendederan 1. Kolam/ bak pendederan 1 tidak perlu luas 2 x 2 m atau 2 x 3 m sangat ideal untuk pendederan gurami. Sebelum digunakan bak/ kolam dikeringkan dulu, diberi kapur dan dipupuk dengan pupuk kandang (1kg/m2) untuk menumbuhkan pakan alami. Untuk mengantisipasi tumbuhnya jamur sebaiknya sebar kolam dengan garam grosok secukupnya. Apabila fluktuasi suhu siang dan malam hari terlalu besar, bak perlu diberi tutup.
Penebaran benih dilakukan setelah kolam tumbuh pakan alami. Penebaran dilakukan pada sore menjelang malam. Kedalaman air kolam 20 – 30 cm. Berikan makanan tambahan, bisa berupa ulat, telur semut merah atau cacing sutra. Lama pemeliharaan 15 – 18 hari.
Tabel. Umur, ukuran padat penebaran,
lama pemeliharaan Benih Gurami
Umur
Ukuran
(cm)
Padat
Penebaran
Lama
Pemeliharaan
Keterangan
12 hr
< 0,5
200 ek/m2
15 – 18 hari
Pendederan I
1 bulan
1 – 2
20 – 40 ek/m2
1 bulan
Pendederan II
2 bulan
2 – 3
10 – 20 ek/m2
2 bulan
Pendederan III
4 bulan
3 – 5
5 – 10 ek/m2
2 bulan
Pendederan IV
6 bulan
3 – 5
3 – 5 ek/m2
6 - 12 bulan
Pembesaran
Kolam pembesaran ikan gurami sebaiknya dibuat relatif dalam. Kedalaman kolam minimal 1m, dengan genangan air yang tenang. Sebab ikan gurami tidak suka air yang alirannya deras.
Penyakit
Penyakit merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal panen. Penyakit akan timbul sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara ikan, lingkungan dan mikroorganisme pathogen. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan maka akan menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan, sehingga ikan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu agar ikan peliharaan tidak terkena penyakit, sebagai pencegahan lakukan pemeliharaan sesuai petunjuk/ prosedur.
Beberapa penyakit dan pengobatannya.
Penyebab
Gejala
Pengobatan
Jamur
Koloni Putih
Insang rusak
Garam 0,5 – 1 %
Lernea
Sisik hilang
Jaringan rusak
Berenang tak teratur
Difterex 0,25 – 0,5 ppm
Hydropylla
Luka
Hemoragik
OTC 3 -5 g/kg pakan
Sumber: BBAT Sukabumi
Sumber Bacaan:
Dinas Pertanian dan Kehutanan UPTD Pengembangan Perikanan Kabupaten Sleman pada tahun 2009, Gurami Sang Legenda, Sleman ogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar