Pembudidayaan ikan Gurami merupakan sebuah kebutuhan yang harus
diberdayakan mengingat kebutuhan konsumsi ikan air tawar jenis Gurami ini cukup
tinggi. Oleh karena itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan UPTD Pengembangan
Perikanan Kabupaten Sleman telah memberikan pedoman teknik budidaya
Gurami sang legenda ini.
Memilih induk Yang Baik
Sebelum melangkah kepada teknik budidaya ikan gurami sebaiknya terlebih
dahulu kita mengenal perbedaan antara ikan gurami jantan dan ikan gurami
betina.
Ikan Gurami jantan memiliki
ciri-ciri :
- Dahi terdapat tonjolan
- Dasar sirip dada terang
- Tutup insang berwarna kekuning-kuningan
- Sirip ekor rata
Ikan Gurami betina memiliki
ciri-ciri :
- Dahi tidak terdapat tonjolan
- Dasar sirip dada gelap
- Tutup insang berwarna putih kecoklatan
- Sirip ekor melengkung
Kriteria induk yang siap
dipijahkan:
Induk Jantan : sebaiknya yang telah berumur 2 – 2,5 tahun dengan berat 1
– 1,5 kg
Induk Betina : sebaiknya yang telah berumur 2,5 – 3 tahun dengan berat
1,5 – 2 kg.
Induk yang baik adalah yang berwarna bersih dan cerah.
Tempat dan Cara Pembenihan
- Kolam yang digunakan untuk proses pemijahan bisa kolam permanen (semen) dapat juga kolam tanah.
- Kedalaman kolam minimal 1 m, kondisi air jernih dan tenang. Ph 7-8 dan untuk kolam tanah sebaiknya tidak berlumpur.
- Perbandingan induk pada kolam pemijahan jantan : betina adalah 1 : 3. Satu induk jantan membutuhkan areal 20 – 30 m2. Sebagai gambaran untuk kolam 6m x 10m, diperlukan 3 ekor jantan dan 9 ekor betina.
- Sebelum digunakan sebaiknya kolam dikeringkan dahulu, dibersihkan dari hama dengan cara pengapuran serta diperbaiki jangan sampai ada yang bocor. Persiapkan juga perlengkapan untuk membuat sarang bagi induk gurami seperti sosog/ keranjang plastik dan ijuk. Ijuk berfungsi untuk membuat sarang, sedangkan sosog atau keranjang plastik berfungsi untuk tempat meletakkan ijuk sebagai sarang.
Nah, setelah persiapan selesai, induk gurami dapat dilepas ke kolam pemijahan.
Setelah 1-2 minggu induk gurami mulai bertelur di dalam sarang yang dibuatnya sendiri.
Wadah penetasan bisa berupa ember, corong atau akuarium. Pakailah alat
yang mudah dipindah dan tidak mengandung bahan kimia.
Telur yang baik ditandai dengan warna yang jernih, apabila ada yang keruh
segera buang agar tidak mengotori air media. Telur akan menetas kurang lebih
selama 36 – 48 jam. Suhu yang baik untuk penetasan adalah 29 – 30 0C.
Jangan lupa ganti air setiap hari sebanyak 30%.
Benih gurami akan habis kuning telur pada hari ke 12 (dari menetas). Pada
saat itu benih gurami harus mulai disuplai makanan dari luar. Oleh karena itu
pada hari ke 12 ini benih gurami dipindah ke kolam pendederan 1. Kolam/ bak
pendederan 1 tidak perlu luas 2 x 2 m atau 2 x 3 m sangat ideal untuk
pendederan gurami. Sebelum digunakan bak/ kolam dikeringkan dulu, diberi kapur
dan dipupuk dengan pupuk kandang (1kg/m2) untuk menumbuhkan pakan alami. Untuk
mengantisipasi tumbuhnya jamur sebaiknya sebar kolam dengan garam grosok
secukupnya. Apabila fluktuasi suhu siang dan malam hari terlalu besar, bak
perlu diberi tutup.
Penebaran benih dilakukan setelah kolam tumbuh pakan alami. Penebaran
dilakukan pada sore menjelang malam. Kedalaman air kolam 20 – 30 cm. Berikan
makanan tambahan, bisa berupa ulat, telur semut merah atau cacing sutra. Lama
pemeliharaan 15 – 18 hari.
Tabel. Umur, ukuran padat penebaran,
lama pemeliharaan Benih Gurami
Umur
|
Ukuran
(cm)
|
Padat
Penebaran
|
Lama
Pemeliharaan
|
Keterangan
|
12 hr
|
< 0,5
|
200 ek/m2
|
15 – 18 hari
|
Pendederan I
|
1 bulan
|
1 – 2
|
20 – 40 ek/m2
|
1 bulan
|
Pendederan II
|
2 bulan
|
2 – 3
|
10 – 20 ek/m2
|
2 bulan
|
Pendederan III
|
4 bulan
|
3 – 5
|
5 – 10 ek/m2
|
2 bulan
|
Pendederan IV
|
6 bulan
|
3 – 5
|
3 – 5 ek/m2
|
6 - 12 bulan
|
Pembesaran
|
Kolam pembesaran ikan gurami sebaiknya dibuat relatif dalam. Kedalaman kolam
minimal 1m, dengan genangan air yang tenang. Sebab ikan gurami tidak suka air
yang alirannya deras.
Penyakit
Penyakit merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal panen. Penyakit
akan timbul sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara ikan, lingkungan dan
mikroorganisme pathogen. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan maka akan
menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan, sehingga ikan mudah terserang
penyakit. Oleh karena itu agar ikan peliharaan tidak terkena penyakit, sebagai
pencegahan lakukan pemeliharaan sesuai petunjuk/ prosedur.
Beberapa penyakit dan pengobatannya.
Penyebab
|
Gejala
|
Pengobatan
|
Jamur
|
Koloni Putih
Insang rusak
|
Garam 0,5 – 1 %
|
Lernea
|
Sisik hilang
Jaringan rusak
Berenang tak teratur
|
Difterex 0,25 – 0,5 ppm
|
Hydropylla
|
Luka
Hemoragik
|
OTC 3 -5 g/kg pakan
|
Sumber:
BBAT Sukabumi
Sumber Bacaan:
Dinas Pertanian dan Kehutanan UPTD Pengembangan
Perikanan Kabupaten Sleman pada tahun 2009, Gurami Sang Legenda, Sleman ogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar